Saturday, May 23, 2009

Kambing Boer

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg pada umur lima hingga enam bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 - 0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% - 50% dari berat tubuhnya.
Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.
KARAKTERISTIK KAMBING BOER JANTAN
Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat sekali. Pundaknya luas dan ke belakang dipenuhi dengan pantat yang berotot. Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25oC) hingga sangat panas (43oC) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Tahan terhadap penyakit. Mereka dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah mereka adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, tanaman semak daripada rumput.
Kambing Boer jantan dapat menjadi hewan yang jinak, terutama jika terus berada di sekitar manusia sejak lahir, meskipun ia akan tumbuh dengan berat badan 120 - 150 kg pada saat dewasa (umur 2-3 tahun). Mereka suka digaruk dan digosok di bagian belakang telinganya, hingga punggung dan sisi perutnya. Mereka dapat mudah ditangani dengan memegang tanduknya. Mereka dapat juga dilatih dituntun dengan tali. Namun, sebaiknya jangan mendorong bagian depan kepalanya karena mereka akan menjadi agresif.
Boer jantan dapat kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Mereka berbau tajam karena hal ini untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8 - 10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2 - 3 tahun) dapat melayani 30 - 40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini hingga selama 7 - 8 tahun.
KARAKTERISTIK KAMBING BOER BETINA
Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminin dengan kepala dan leher ramping. Ia sangat jinak dan pada dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat dikawinkan pada umur 10 - 12 bulan, tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan. Ia mampu melahirkan anak-anak tiga kali dalam dua tahun. Betina umur satu tahunan dapat menghasilkan 1 - 2 anak. Setelah beranak pertama, ia biasanya akan beranak kembar dua, tiga, bahkan empat. Boer induk menghasilkan susu dengan kandungan lemak sangat tinggi yang cukup untuk disusu anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2½ - 3½ bulan induk mulai kering. Boer betina mempunyai dua hingga empat puting, tetapi kadangkala tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang kawinnya tidak musiman, ia dapat dikawinkan lagi tiga bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat disebut "flagging". Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5 - 8 tahun. Betina dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 - 90 kg. Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk.
PERKAWINAN SILANG DENGAN KAMBING LOKAL
Kambing lokal yang dipelihara di Indonesia berasal dari berbagai varietas kambing jenis perah. Jika Boer jantan dikawinkan dengan kambing lokal, baik secara alam atau dengan inseminasi buatan, hasil persilangannya (F1) yang memiliki 50% Boer sangatlah mengagumkan. Keturunan F1 ini akan membawa kecenderungan genetik yang kuat dari Boer. Besarnya tubuh dan kecepatan pertumbuhannya akan tergantung pada besarnya kambing lokal yang dikawinkan. Tergantung dari ransum pakannya, hasil silangan jantan dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg dalam waktu enam sampai delapan bulan, dengan peningkatan jumlah daging pada karkas lebih banyak dari yang dihasilkan anak kambing lokal dengan umur yang sama. Penting untuk dipahami bahwa protein membentuk otot. Penggunaan jagung, tanaman leguminosa dan rumput lokal merupakan sumber protein alami yang sangat bagus. Pada umur satu minggu, anak kambing harus disediakan pakan dari sumber yang sama dengan induknya. Meskipun mereka masih menyusu induknya, mereka akan mulai makan hijauan pada umur sangat muda. AIR MINUM TERSEDIA SETIAP SAAT ADALAH PENTING baik untuk induk maupun anaknya.
Kami menganjurkan peternak untuk mengkastrasi/ mengebiri semua persilangan Boer jantan. Hal ini akan mengurangi perkawinan yang tidak direncanakan dan untuk menghasilkan ternak dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi dalam mempersiapkan mereka untuk dijual sebagai pedaging. Pada umur 6 - 8 bulan, kambing Boer jantan sudah siap untuk dipasarkan. Betina 50% Boer dapat didaftarkan (diregistrasikan) ke Registrasi Kambing Boer Indonesia (Indonesia Boer Goat Registry) dan akan memperoleh Sertifikat untuk membuktikan garis keturunan (bloodlines) mereka. Pada saat kambing betina 50% Boer ini berumur kira-kira satu tahun, tergantung pertumbuhannya, ia dapat dikawinkan dengan pejantan Boer dari garis keturunan yang berbeda dengan ayahnya. Anak-anak yang lahir dari 50% Boer akan menjadi 75% Boer (F2). Kambing jantan 75% Boer hendaknya dikastrasi /dikebiri dan dijual untuk dagingnya. Betina 75% Boer, saat berumur satu tahun, dapat dikawinkan dengan pejantan Boer dari garis keturunan yang berbeda dengan ayah atau kakeknya. Ia akan menghasilkan anak-anak 88% Boer (F3). Generasi selanjutnya (F4) adalah 94% Boer dan generasi kelima (F5) adalah 97% Boer. Pada generasi kelima (97%) sertifikat registrasinya akan menunjukkan ternak tersebut sebagai "Kambing Boer Bangsa Murni" ("Purebred Boer Goat").
Istilah "Kambing Boer Bangsa Murni" akan digunakan oleh Registrasi Kambing Boer Indonesia jika seekor kambing sudah mencapai paling tidak generasi kelima baik dari sisi induk maupun pejantan berdasarkan catatan silsilahnya. Istilah "Breed-up" akan digunakan jika jenis kambing lain disilangkan dengan pejantan Boer, dan setiap generasi berikutnya selalu dikawinkan dengan pejantan kambing Boer. Setiap betina breed-up dapat diregistrasi. Pejantan HANYA dapat diregistrasi jika sudah mencapai generasi kelima (97%) dan disebut sebagai "Boer Bangsa Murni" dan digunakan sebagai bibit.
REGISTRASI KAMBING BOER INDONESIA
Untuk memperoleh Registrasi Kambing Boer secara Nasional (Boer Goat National Registry) adalah sangat penting. Setiap Kambing Boer Bangsa Murni, dan juga Boer silangan akan memiliki nilai tersendiri karena mereka masing-masing memiliki Sertifikat Pengenal sendiri yang menunjukkan bukti garis keturunan dan silsilah Boer mereka. Setiap breed-up menghasilkan kambing betina yang lebih berharga. Setelah generasi kelima, baik persilangan jantan maupun betina dapat diregistrasi sebagai "Boer Bangsa Murni". Dengan demikian, para peternak di Indonesia sekarang dimungkinkan untuk memiliki baik Kambing Boer Bangsa Murni maupun silangannya.
Kelompok kambing Boer Bangsa Murni Ter-registrasi yang ada di Malang saat ini, diimpor dari Australia. Mereka aslinya berasal dari kelompok kambing kualitas unggulan teratas di Afrika Selatan. Mereka disumbangkan oleh Latter-Day Saint Charities (LDSC) kepada Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Mereka mewakili enam garis keturunan kualitas atas yang berbeda. Kelompok genetik yang besar ini tersedia untuk peternak Indonesia maupun negara-negara lain di Asia. Semen kambing Boer, dan ternak hidup akan siap untuk dijual pada tahun 2005. Semuanya akan dilengkapi sertifikat registrasi yang dikeluarkan oleh Perbibitan Kambing Boer Indonesia (Indonesia Boer Goat Breeders).

Saturday, April 25, 2009

Kambing Jamnapari

Kambing Baka Jamnapari berasal dari kawasan Sungai Jamuna di daerah Etawah, dalam negeri Uttar Pradesh, India. Baka kambing ini adalah di antara baka kambing terbesar di India ( jantan berat badan 44kg dan betina 36kg ) dan sangat tahan lasak serta bersifat dwi-fungsi dipelihara untuk bekalan daging dan susu. Jamnapari juga di ketahui seluruh dunia dalam fungsinya meningkatkan dan memperbaiki kualiti kambing keturunannya seperti kambing Anglo Nubian dan Damascus.

Di Malaysia, kambing telinga panjang ini pernah popular sekitar tahun 70an, dan baka nya di bawa daripada India. Namun populasinya semakin berkurangan disebabkan oleh penghijrahan penduduk ke bandar dan kurangnya minat generasi baru dalam bidang penternakan. Di Indonesia baka ini di panggil kambing Etawah dan mula diperkenalkan oleh pihak Belanda untuk memperkayakan kawasan lembah di Indonesia. Pada tahun 1975 import baka induk di bawa masuk ke Indonesia, di biak dan di edar secara meluas kepada penternak hingga populasi kambing baka ini kini mencecah jutaan ekor dan populasi terbanyaknya berada di kepulauan Jawa.

Berbiak Kembang Dengan Pintas

Penggunaan baka ruminan kecil seperti kambing Jamnapari ini memberi kelebihan kepada penternak disebabkan tubuh relatifnya yang kecil berbanding ruminan yang lain dan kadar cepat mencapai dewasa kelamin. Kadar reproduksinya adalah efisien di mana ia mampu beranak tiga kali dalam jangkamasa dua tahun dengan kadar purata dua ekor anak atau lebih setiap kali beranak.

Bertumbuh Secara Baik Di Negara-negara Tropikal

Jamnapari berasal daripada negara India dan Pakistan, diimpot ke Indonesia dan berkembang biak secara baik dan pantas. Jamnapari mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap penyakit. Oleh itu penjagaan keseluruhan kambing Jamnapari ini adalah mudah. Ianya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap persekitaran di sebabkan secara semulajadinya ianya di ternak di kawasan beriklim khatulistiwa dan mempunyai cuaca yang seakan sama dengan di Malaysia

Penternakan Jamnapari

Kambing Jamnapari mempunyai daya pembiakkan yang baik. Melalui pemakanan yang berzat, ianya dapat memenuhi keperluan pemakanan yang sempurna dan menjamin kesihatan ternakan. Kambing Jamnapari diberi makanan dua kali sehari, konsentrat dan daun-daun. Selain itu juga keperluan seperti air dan kandang adalah penting bagi menjamin kesempurnaan ternakan.

Jamnapari sesuai dipelihara samaada dengan sistem lepas mahupun sistem feedlot. Dalam sistem feedlot, kandang di gunakan. Bagi penternakan berskala besar, kandang kayu bertiang konkrit di gunakan bagi menjamin keutuhan kandang. Kebersihan kandang merupakan faktor utama untuk mengelakkan jangkitan penyakit. Lantai kandang perlu di sapu setiap hari dan adalah penting menjamin kandang sentiasa kering.

Pembiakan Jamnapari

Kambing jantan dan betina perlu dijaga dengan baik bagi menjamin kualiti pembiakan. Kambing-kambing jantan sebaiknya perlu di asingkan bagi pengurusan ternakan yang baik. Ini adalah baik dalam mengelakkan perkahwinan sekeluarga atau 'inbreeding' berlaku yang dapat menjejaskan kualiti kambing. Makanan yang berkhasiat dan tinggi protein adalah baik bagi kambing jantan dalam menjaga kualiti sperma.

Kambing betina pembiak adalah penting dalam menambahkan bilangan ternakan. Kambing betina pembiak Jamnapari mula berkahwin sebaiknya seawal umur 12 bulan dan berupaya melahirkan sehingga 4 ekor anak dalam suatu masa. Kambing Jamnapari merupakan kambing yang baik untuk di biakkan. Selain kesesuaian dengan iklim di Malaysia, kambing Jamnapari juga tahan lasak daripada penyakit.

Anak kambing diasingkan daripada ibu kambing 2-3 bulan selepas dilahirkan. Pengasingan ini merangsang anak untuk makan makanan kental seperti konsentrat dan daun-daun serta membolehkan anak kambing cepat membesar. Di samping itu juga ianya memulakan kitaran haid ternakan, mempercepatkan proses pengeluaran ovum yang merangsang ibu kambing miang.

Pembinaan Kandang

Adalah di cadangkan bagi penternakan kambing secara komersil, di bina kandang kambing yang berukuran 100 kaki x 40 kaki dengan ketinggian sekurang-kurangnya 5 kaki daripada paras tanah yang dapat menampung bilangan kambing dalam lingkungan 250 ekor dan bagi kandang penternakan biasa adalah bergantung dengan jumlah bilangan ternakan yang kecil.

Luas sesuai untuk kambing Jamnapari adalah 1.5m² bagi seekor. Sebagai contoh, dalam pemeliharaan 10 ekor kambing, ianya memerlukan kawasan kandang seluas 15m². Kawasan kandang juga boleh disekat-sekat bagi memisahkan kambing jantan dengan kawanan kambing betina, dan kambing yang sihat dengan kambing yang sakit atau bunting. Ini lebih memudahkan pengurusan ternakan dan pengawasan yang di jalankan.

Pelan pembinaan kandang ( 40'x 100' )